Handwriting - Smiley Star

Rabu, 18 Desember 2013

HITLER LARI DAN WAFAT DI INDONESIA

Diana | Rabu, 18 Desember 201310.36 |

.    A. CATATAN SEJARAH
Setelah kekalahan demi kekalahan melawan sekutu di Perang Dunia II, ditambah dengan pengkhianatan-pengkhianatan para panglima pasukannya, sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dan istrinya, Eva Braun, merasa malu dan tak rela jika ditangkap dan diadili oleh sekutu. Mereka memilih jalan pintas , bunuh diri dengan menelan racun sianida dan menembakkan pistol ke kepala mereka. Ada yang menyebutkan juga, jenazah mereka kemudian dibakar atas perintah Hitler sebelum kematiannya. Namun, hal yang paling mencengangkan adalah hasil penelitian mutakhir mengatakan tulang tengkorak kepala yang digali dari makam Hitler, lebih tepat jika dikatakan sebagai tengkorak wanita. Jadi, Hitler belum mati ketika itu.
Teori pun berkembang kemana-mana. Ada yang mengatakan sosok yang dicap pembunuh tersadis abad ini tersebut menghilang ke Antartika dengan kapal selam canggih Jerman, U-Boat. Ada yang mengatakan ia kabur ke bulan. Namun, yang paling menghebohkan Hitler mengungsi ke Atlantis yang hilang. Berita ini dikaitkan dengan ekspesidi yang pernah dilakukan dengan Himmler, orang terdekat Hitler, yang katanya berhasil menguak rahasia Atlantis. Terdengar agak mustahil dan tidak logis memang, tetapi diantara lautan teori mengenai Hitler terselip satu teori yang menarik perhatian, khususnya bagi kita di Indonesia yaitu Hitler sempat lari dari kepungan sekutu dan lari ke Jawa.
  B. SEORANG DOKTER MISTERIUS BERNAMA dr. GA POCH
Sebuah makam di TPU Ngagel, Surabaya, sempat menjadi pergunjingan heboh masyarakat. Bagaimana tidak? Makam itu disebut-sebut sebagai makamnya Adolf Hitler yang lari ke Indonesia yang menyamar sebagai seorang dokter.
Cerita ini bermula dari kesaksian seorang dokter tua bernama dr. Sosrohusodo di harian Pikiran Rakyat pada 1983. Ia mengaku pernah bekerjasama dengan dokter Poch yang diyakini sebagai Hitler yang menyamar. Ciri-ciri fisiknya memang mirip, yakni tubuh kurus, agak tinggi, wajah tirus, dan berkumis ala Chaplin. Kebetulan, dr Poch juga berwarganegaraan Jerman dan sedang mengurus naturalisasinya (pemerolehan kewarganegaraan) dari Indonesia ketika itu. Bukti lainnya adalah dr. Poch menyeret kaki kirinya sama dengan Hitler. Tangan kirinya pun sering bergetar. Hal ini juga sama dengan yang dialami Hitler. dr. Sosrohusodo pernah menanyakan kepada Poch mengenai tangannya tersebut. Ketika ditanya seperti itu, istri Poch menjawab dengan bahasa Jerman, “ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan bahwa kau memukuli meja berkali-kali.” Sebagaimana diketahui, Goebbels adalah tangan kanan Hitler yang menjadi mesin propaganda Jerman.
Menurut dr Sosrohusodo, Poch juga sangat sering memuji kepemimpinan sang Fuhrer (julukan Hitler). ia bercerita bahwa isu di pembantaian di Auschwitz adalah bohong. Beberapa dr. Sosrohusodo juga mendengar istri Poch memanggilnya dengan sebutan “Dolf”. Istri Poch yang orang sunda mengisahkan bahwa ia pernah menanyakan mengapa suaminya itu mencukur kumisnya itu mirip Hitler. Poch menjawab, “saya memang Hitler”. tetapi nuansa saat itu, menurut istrinya, lebih seperti guyonan. Sebab, Poch segera meralat ucapannya “saya bercanda. Tapi jangan bilang ke siapa-siapa, ya!”
Niat dr. Sosrohusodo untuk menguak identitas Poch tidak main-main. Dengan bermodalkan buku catatan tua yang diberikan janda Poch, ia berusaha mempelajari tulisan-tulisan steno Jerman tua, Gables Berger, yang sudah tidak dipergunakan lagi sejak 40 tahun lalu, periode yang sama dengan Perang Dunia II. Isi catatan-catatan didalamnya menurut dr. Sosrohusodo adalah kisah-kisah menyedihkan selam dalam pelarian perang. Lengkap dengan nama-nama tempat dan inisial rute-rute pelarian. Nama Argentina sangat sering muncul di dalamnya. Hal ini tentu saja memiliki keterkaitan dengan versi-versi Eropa bahwa Hitler menghilang di Argentina.
Kedekatan dr. Sosrohusodo berawal ketika ia sama-sama bertugas di sebuah kapal medis bernama Hope. Waktu itu, dr. Poch juga bertugas disana. Beberapa kesaksian dari mantan pasien dr. Poch di Sumbawa mengungkapkan dokter itu lebih mirip tentara dari gaya bicaranya yang membentak-bentak. Ini cukup terkait dengan keterangan dr. Sosrohusodo yang “meragukan” kedokteran Poch. Poch diketahui meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karangmenjangan, Surabaya karena serangan jantung. Waktu itu usianya 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.

Kemungkinan memang saja terjadi. Sebab, fakta membuktikan bahwa Hitler pernah beberapa kali mempergunakan “kembaran” ketika sedang merasa terancam untuk tampil di depan publik. Bisa jadi jenazah di kuburan Hitler saat ini bukanlah yang aslinya. Dan memang benar Hitler telah menghilang secara misterius dari kepungan sekutu. Lalu, mengapa ke Indonesia? Argumentasinya adalah masyarakat Indonesia dikenal sangat anti yahudi. Dengan rekam jejak Hitler yang di cap sebagai pembantai bangsa yahudi, selepas kekalahan Jerman dengan Sekutu ia pasti diseret ke Mahkamah Internasional. Dengan tidak adanya hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, bisa jadi Hitler akan merasa aman. Apalagi Indonesia juga punya dendam sejarah dengan blok Sekutu karena pendudukan tentara Belanda dan Sekutu di tanah air.

Tags:
If you found this post helpful. Share, Subscribe or Read Related Articles.

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

my visitor

Website counter

FOLLOWERS

Terima kasih yaa !!
Copyright © 2013 Dii's blog. Bloggerized byOzynetwork converted by BloggerTheme9
Blogger template. Proudly Powered by Blogger.
back to top