. A. CATATAN
SEJARAH
Setelah kekalahan demi kekalahan melawan sekutu di
Perang Dunia II, ditambah dengan pengkhianatan-pengkhianatan para panglima
pasukannya, sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dan istrinya, Eva Braun, merasa
malu dan tak rela jika ditangkap dan diadili oleh sekutu. Mereka memilih jalan
pintas , bunuh diri dengan menelan racun sianida dan menembakkan pistol ke
kepala mereka. Ada yang menyebutkan juga, jenazah mereka kemudian dibakar atas
perintah Hitler sebelum kematiannya. Namun, hal yang paling mencengangkan
adalah hasil penelitian mutakhir mengatakan tulang tengkorak kepala yang digali
dari makam Hitler, lebih tepat jika dikatakan sebagai tengkorak wanita. Jadi,
Hitler belum mati ketika itu.
Teori pun berkembang kemana-mana. Ada yang
mengatakan sosok yang dicap pembunuh tersadis abad ini tersebut menghilang ke
Antartika dengan kapal selam canggih Jerman, U-Boat. Ada yang mengatakan ia
kabur ke bulan. Namun, yang paling menghebohkan Hitler mengungsi ke Atlantis
yang hilang. Berita ini dikaitkan dengan ekspesidi yang pernah dilakukan dengan
Himmler, orang terdekat Hitler, yang katanya berhasil menguak rahasia Atlantis.
Terdengar agak mustahil dan tidak logis memang, tetapi diantara lautan teori
mengenai Hitler terselip satu teori yang menarik perhatian, khususnya bagi kita
di Indonesia yaitu Hitler sempat lari dari kepungan sekutu dan lari ke Jawa.
B. SEORANG
DOKTER MISTERIUS BERNAMA dr. GA POCH
Sebuah makam di TPU Ngagel, Surabaya, sempat menjadi
pergunjingan heboh masyarakat. Bagaimana tidak? Makam itu disebut-sebut sebagai
makamnya Adolf Hitler yang lari ke Indonesia yang menyamar sebagai seorang
dokter.
Cerita ini bermula dari kesaksian seorang dokter tua
bernama dr. Sosrohusodo di harian Pikiran Rakyat pada 1983. Ia mengaku pernah
bekerjasama dengan dokter Poch yang diyakini sebagai Hitler yang menyamar.
Ciri-ciri fisiknya memang mirip, yakni tubuh kurus, agak tinggi, wajah tirus,
dan berkumis ala Chaplin. Kebetulan, dr Poch juga berwarganegaraan Jerman dan
sedang mengurus naturalisasinya (pemerolehan kewarganegaraan) dari Indonesia
ketika itu. Bukti lainnya adalah dr. Poch menyeret kaki kirinya sama dengan
Hitler. Tangan kirinya pun sering bergetar. Hal ini juga sama dengan yang
dialami Hitler. dr. Sosrohusodo pernah menanyakan kepada Poch mengenai
tangannya tersebut. Ketika ditanya seperti itu, istri Poch menjawab dengan
bahasa Jerman, “ini terjadi ketika Jerman
kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan bahwa kau
memukuli meja berkali-kali.” Sebagaimana diketahui, Goebbels adalah tangan
kanan Hitler yang menjadi mesin propaganda Jerman.
Menurut dr Sosrohusodo, Poch juga sangat sering
memuji kepemimpinan sang Fuhrer (julukan Hitler). ia bercerita bahwa isu di
pembantaian di Auschwitz adalah bohong. Beberapa dr. Sosrohusodo juga mendengar
istri Poch memanggilnya dengan sebutan “Dolf”. Istri Poch yang orang sunda
mengisahkan bahwa ia pernah menanyakan mengapa suaminya itu mencukur kumisnya
itu mirip Hitler. Poch menjawab, “saya memang Hitler”. tetapi nuansa saat itu,
menurut istrinya, lebih seperti guyonan. Sebab, Poch segera meralat ucapannya “saya bercanda. Tapi jangan bilang ke
siapa-siapa, ya!”
Niat
dr. Sosrohusodo untuk menguak identitas Poch tidak main-main. Dengan
bermodalkan buku catatan tua yang diberikan janda Poch, ia berusaha mempelajari
tulisan-tulisan steno Jerman tua, Gables Berger, yang sudah tidak dipergunakan
lagi sejak 40 tahun lalu, periode yang sama dengan Perang Dunia II. Isi
catatan-catatan didalamnya menurut dr. Sosrohusodo adalah kisah-kisah
menyedihkan selam dalam pelarian perang. Lengkap dengan nama-nama tempat dan
inisial rute-rute pelarian. Nama Argentina sangat sering muncul di dalamnya.
Hal ini tentu saja memiliki keterkaitan dengan versi-versi Eropa bahwa Hitler
menghilang di Argentina.
Kedekatan dr. Sosrohusodo berawal ketika ia
sama-sama bertugas di sebuah kapal medis bernama Hope. Waktu itu, dr. Poch juga
bertugas disana. Beberapa kesaksian dari mantan pasien dr. Poch di Sumbawa
mengungkapkan dokter itu lebih mirip tentara dari gaya bicaranya yang
membentak-bentak. Ini cukup terkait dengan keterangan dr. Sosrohusodo yang
“meragukan” kedokteran Poch. Poch diketahui meninggal pada 15 Januari 1970
pukul 19.30 di Rumah Sakit Karangmenjangan, Surabaya karena serangan jantung.
Waktu itu usianya 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.
Kemungkinan memang saja terjadi. Sebab, fakta
membuktikan bahwa Hitler pernah beberapa kali mempergunakan “kembaran” ketika
sedang merasa terancam untuk tampil di depan publik. Bisa jadi jenazah di
kuburan Hitler saat ini bukanlah yang aslinya. Dan memang benar Hitler telah
menghilang secara misterius dari kepungan sekutu. Lalu, mengapa ke Indonesia?
Argumentasinya adalah masyarakat Indonesia dikenal sangat anti yahudi. Dengan
rekam jejak Hitler yang di cap sebagai pembantai bangsa yahudi, selepas
kekalahan Jerman dengan Sekutu ia pasti diseret ke Mahkamah Internasional.
Dengan tidak adanya hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel, bisa jadi
Hitler akan merasa aman. Apalagi Indonesia juga punya dendam sejarah dengan
blok Sekutu karena pendudukan tentara Belanda dan Sekutu di tanah air.
0 komentar: