A. SANG
KORUPTOR
Sebagai
Negara yang bermatabat, Indonesia patut merasa malu dengan “prestasi” mantan
presidennya, H.M Soeharto, yang oleh star initiative PBB ditempatkan sebagai
penguasa paling korup sedunia pada abad 18 September 2007. Kemudian menurut
rilis PBB, kekayaan Soeharto dari hasil korupsinya diduga bernilai hingga 35
miliar dolar.
B. MODUS
DINASTI SOEHARTO
Kekuatan
politik dan bisnis dinasti Soeharto didukung oleh tiga pilar kekuatan. Pertama,
istana yang terdiri dari keluarga besar presiden meliputi anak, cucu, dan
saudara, serta sahabat-sahabat terdekat. Militer dan polisi dimana keduanya
menjadi pendukung utama maneuver politik dan bisnis Soeharto. Kedua, kekuatan
bersenjata saat itu yang menjalin kerjasama dengan keberadaan bisnis dinasti. Pada
masa orde baru, bisnis angkatan ini merupakan raksasa pada bidang-bidang
tertentu. Ketiga, partai. Mereka ditempatkan pada berbagai posisi strategis,
dari mentri sampai setingkat gubernur, bupati, dan lurah. Tujuannya untuk
menjamin keamanan bisnis dan memperlancar arus kas masuk ke pundi-pundi dinasti
Soeharto yang berkedok yayasan-yayasan. Menurut Aditjondro (seorang sosiolog
dan mantan wartawan), beberapa cara yang digunakan Soeharto utuk mengumpulkan
kekayaan adalah:
· Membuat yayasan-yayasan untuk menampung
bantuan dari luar negeri maupun dalam negeri.
Pengelolaan keuangan itu
diserahkan kepada istri, anak, cucu, kerabat, sahabat, dan mantan
mantan
jendral yang dijadikan boneka. Meskipun dana publik banyak terdapat didalam
yayasan,
namun pertanggungjawaban keuangannya tidak transparan dan cenderung
direkayasa.
·Mendayagunaan aset-aset bekas era
Soekarno yang tidak dilaporkan sebagai harta Negara.
· Mengeluaarkan berbagai kepres (keputusan
presiden) yang sengaja ditujukan untuk membantu
dan memperkaya pihak-pihak
tertentu. Lalu, penyisihan keuntungan sebesar 2,5 persen masuk
ke yayasan
Soeharto.
·Mengeluarkan peraturan yang menyebabkan
terjadinya monopoli komoditi yang
menguntungkan lingkaran Cendana, misalnya
monopoli cengkih dan tepung terigu.
·Menggunakan fasilitas Negara untuk
memberikan kenyamanan kepada keluarga besar
Soeharto. Konon, pertamina
merupakan salah satu “ATM” bagi anak-anak Soeharto setiap kali
akan melakukan
perjalanan.
Dana triliunan yang terkumpul dari
yayasan-yayasan itu sebagian besar dipergunakan untuk menyuntikan modal kerja
kepada sejumlah perusahaan-perusahaan milik keluarga dan kerabat. Versi kejaksaan
agung mengatakan bahwa dana yayasan milik Soeharto diperkirakan telah
menebarkan paling sedikit hampir dua triliun ke perusahaan-perusahaan
sejawatnya. Tentu saja versi kejaksaan ini banyak diragukan orang karena jumlah
itu dipercaya telah disulap sejadi-jadinya untuk menutupi angka yang
sesungguhnya. Salah satu yang paling banyak menerima dana yayasan adalah PT
Sempati Air milik putra kesayangannya, Tommy Soeharto dan suntikan modal untuk
bank-bank yang dimliki oleh Bambang Trihatmojo. Terbukti pada krisis 1998,
sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut gulung tikar dan dibekukan. Sebab,
dikelola secara sembarangan dengan hanya mengandalkan KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme).
0 komentar: